METODE SEMBUR ALAM
Sembur
alam adalah salah satu metode pengangkatan minyak ke permukaan dengan
menggunakan tenaga atau tekanan yang berasal dari reservoir/ formasi dimana
sumur berada.
1.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan
Peralatan Sumur.
Dalam
merencanakan produksi, produksi optimum sumur selalu merupakan sasaran,
sehingga berdasarkan kondisi optimum inilah peralatan produksi dapat
direncanakan dengan baik, baik dalam hal dimensi, kekuatan (grade),
jumlah/panjang, macam alat maupun spesifikasi lainnya. Faktor yang mendasari
tercapainya kondisi optimum adalah cadangan, ulah aliran fluida untuk dapat
diproduksi, interaksi atau hubungan antara kelakuan formasi berproduksi dengan
kondisi atau parameter produksi di permukaan (Psp, Pwh).
Disamping faktor
diatas, faktor berikut ini dapat juga merupakan faktor yang mempengaruhi
perencanaan peralatan produksi seperti :
a. Fleksibilitas
untuk sistem produksi dimasa yang akan datang (artificial lift).
b. Jenis
material untuk kondisi-kondisi khusus (korosi, dsb).
c. Faktor
kemudahan pemasangan dan penanganan serta kamanan kerja.
2.
Jenis-Jenis peralatan
dan kegunaannya.
Peralatan produksi sumur sembur alam terdiri dari :
Peralatan produksi sumur sembur alam terdiri dari :
a. Peralatan
diatas permukaan :
1)
Kepala sumur
(well-head)
Well-head
merupakan peralatan kontrol sumur di permukaan yang terbuat dari besi baja
membentuk suatu sistern seal/penyekat untuk menahan semburan atau kebocoran
cairan sumur ke permukaan yang tersusun atas casing head (casing hanger) dan
tubing head (tubing hanger).
a)
Casing hanger
Merupakan
fitting (sambungan) tempat menggantungkan casing. Diantara casing string pada
casing head terdapat seal untuk menahan aliran fluida keluar. Pada casing head
terdapat pula gas-outlet yang berfungsi untuk :
a.
meredusir tekanan gas
yang mungkin timbul diantara casing string.
b.
mengalirkan fluida di
annulus (produksi).
b)
Tubing head
Alat
ini terletak dibawah x-mastree untuk menggantungkan tubing dan menghubungkan
tubing dengan sistem keranan (x-mastree).
Fungsi utama
dari tubing head, adalah :
a.
sebagai penyokong
rangkaian tubing.
b.
menutup ruang antara
easing-tubing pada waktu pemasangan X-mastree atau perbaikan kerangan/valve.
c.
fluida yang mengalir
dapat dikontrol dengan adanya connection diatasnya.
2)
Silang sembur (x-mastree)
Alat ini
merupakan susunan kerangan (valve) yang berfungsi sebagai pengamanan dan
pengatur aliran produksi di permukaan yang dicirikan oleh jumlah sayap/lengan
(wing) dimana choke atau bean atau jepitan berada.
Peralatan pada
x-mastree terdiri dari :
a) Manometer
tekanan dan temperatur, ditempatkan pada tubing line dan casing line
b) Master
valve/gate, berfungsi untuk membuka atau menutup sumur, jumiahnya satu atau
tergantung pada kapasitas dan tekanan kerja sumur.
c) Wing
valve/gate, terletak di wing/lengan dan jumiahnya tergantung kapasitas dan
tekanan kerja sumur yang berfungsi untuk mengarahkan aliran produksi sumur.
d) Choke
/ bean / jepitan, merupakan valve yang berfungsi sebagai penahan dan pengatur
aliran produksi sumur, melalui lubang (orifice) yang ada. Akibat adanya orifice
ini, tekanan sebelum dan sesudah orifice menjadi berbeda yang besarnya
tergantung dari diameter orificenya. Prinsip inilah yang digunakan untuk
menahan dan mengatur aliran.
Ada dua macam
choke/bean/jepitan, yaitu
a)
Positive choke :
merupakan valve dimana lubang (orifice) yang ada sudah mempunyai diameter
tertentu, sehingga pengaturan aliran tergantung pada diameter orificenya.
b)
Adjustable choke :
choke ini lebih fleksibel karena diameter orifice dapat diatur sesuai posisi needle
terhadap seat sehingga pengaturan alirannyapun fleksibel sesuai keperluan
(tekanan dan laju aliran).
e)
Check valve, merupakan
valve yang hanya dapat mengalirkan fluida pada satu arah tertentu yang
berfungsi untuk menahan aliran dan tekanan balik dari separator. Pada
X-mastree, check valve ini ditempatkan setelah choke sebelum masuk ke
flow-line.
b. Peralatan
di bawah permukaan :
1)
Tubing (pipa alir
vertikal) dan coupling
Merupakan
pipa alir vertikal yang ditempatkan di dalam casing produksi yang berfungsi
untuk mengalirkan fluida produksi sumur ke permukaan atau mengalirkan fluida
injeksi ke dalam sumur.
Disamping
itu, tubing dapat pula digunakan dalam pekerjaan swab, squeeze cementing,
sirkulasi pembersihan sumur dan mengalirkan fluida serta material peretak
hidraulis dan pengasaman.
Didalam
sumur, tubing digantungkan pada tubing hanger dan biasanya ditempatkan hingga
beberapa feet diatas zona perforasi. Diameter tubing berkisar antara 2 inci
sampai 4,50 inci dengan panjang setiap single berkisar antara 6 sampai 9,50
meter.
Balk
tubing maupun coupling dispesifikasikan oleh API (American Petroleum Institute)
atas grade, jenis sambungannya, bentuk ulir dan dimensinya. Terdapat sembilan
grade tubing yaitu : H-40, J-55, K-55, C-75, L-80, N-80, C-95, P-105 dan P-110
dimana angka menunjukkan harga API minimum yield strength dan abjad H, J, dan N
hanyalah kependekan verbal, sedangkan untuk : K berarti mempunyai ultimate
strength yang lebih besar dibandingkan grade J. C, L berarti restricted yield
strength dan P berarti high strength.
Untuk jenis sambungan, baik tubing
maupun coupling dibagi atas:
a)
External Upset End
(EUE)
b)
Non External Upset End
(NUE)
c)
Integral Joint
Sedangkan
bentuk ulir dikenal dengan API round threads dan butterss threads.
2)
Packer (penyekat annulus)
Fungsi pokok
darl packer adalah memisahkan atau mengisolasi annulus tubing - casing dan
membantu efisiensi produksi.
3)
Anchor
4)
Peralatan pelengkap
bawah permukaan/acsesories
a) Landing nipple
Adalah
bagian dari sistem tubing dimana bagian dalamnya mempunyai profil untuk
memasang alat kontrol aliran. Ada dua jenis nipple, yaitu jenis selective
nipple dan jenis non selective nipple (nogo nipple), yang mempunyai diameter
dalam sedikit lebih keeil dari jenis yang selective. Jenis selective bisa
dipasang lebih dari satu pada suatu rangkaian tubing, sedangkan jenis non
selective hanya dipasang satu untuk setiap sumur dan ditempatkan bagian paling
bawah dari susunan tubing.
b) Flow Coupling dan Blast Joint
Keduanya
mempunyai dinding yang relatif tebal dan biasanya dipasang pada bagian bawah
atau atas dari nipple, untuk mengatasi turbulensi aliran, blast joint dipasang
berhadapan dengan lubang perforasi untuk mencegah pengaruh benturan kecepatan
aliran (jet action) dari formasi.
c) Circulation device
Alat
ini mirip pintu yang bisa digeser yang biasa disebut dengan sliding sleeve door
(SSD). Alat ini dapat dibuka dan ditutup dengan menggunakan wire line unit.
Bagian luar dari alat ini mempunyai lubang yang berguna untuk keperluan
sirkulasi dan bila diperlukan alat pengatur aliran dapat dipasang dibagian
dalamnya yang berbentuk suatu profil.
d) Safety Joint
Alat ini
dipasang apabila didalam sumur dipasang beberapa packer (lebih dari satu) yang
berguna untuk membantu melepas rangkaian tubing pada waktu mencabut rangkaian
tubing tersebut untuk kerja ulang (workover).
e) Gas lift mandrel
Merupakan
sambungan tempat duduk valve gas lift yang dipasang apabila sumur direncanakan
akan diproduksikan dengan cara sembur buatan (gas lift) di masa yang akan
datang.
f) Sub surface safety valve
Merupakan
valve yang dipasang pada rangkaian tubing yang berfungsi untuk pengamanan
aliran yang bekerja secara otomatis dengan menggunakan tenaga hidrolis melalui
pipa1/4 inchi dari permukaan, yang umumnya dipasang kira-kira 100 meter dibawah
permukaan tanah atau dasar laut. Untuk sumur-sumur di lepas pantai alat ini
mutlak harus digunakan.
g) Flow control dan down hole choke.
Komentar
Posting Komentar