PENGGUNAAN ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP (ESP)
Pendahuluan
Salah satu cara untuk mengalirkan minyak
bumi dari dalam perut bumi adalah dengan bantuan alat berupa suatu pompa yang
dibenamkan dalam fluida minyak yang mempunyai kedalaman yang sangat jauh dari
permukaan tanah (deep well) dan diameter lubang yang sangat kecil. Cara
tersebut merupakan salah satu produksi artificial lift (pengambilan buatan)
disamping cara lain seperti gas
lifting, sucker rod pumping atau juga beam pump, jet pump dan progressive
cavity pump (sejenis dengan mud
motor).
Susunan Lengkap Peralatan Electrical Submersible Pump
Secara
umum peralatan electrical submersible pump dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu :
a. Peralatan
Di Atas Permukaan
1)
Wellhead
Wellhead atau kepala
sumur dilengkapi dengan tubing hanger khusus
yang mempunyai lubang untuk cable
pack-off atau penetrator. Cable
pack-off ini biasanya tahan sampai tekanan 3000 psi. Tubing hanger dilengkapi juga dengan
lubang untuk hidraulic control line,
yaitu saluran cairan hidraulik untuk menekan subsurface ball valve agar terbuka.
wellhead |
Wellhead juga harus
dilengkapi dengan “seal” agar
tidak bocor pada lubang untuk kabel dan line.
Wellhead di desain untuk tahan
terhadap tekanan 500 psi sampai 3000 psi.
2) Junction Box
Junction box ditempatkan di antara kepala sumur
dan switchboard untuk alasan
keamanan. Gas dapat mengalir keatas melalui kabel dan naik ke permukaan menuju switchboard, yang bisa menyebabkan
terjadinya kebakaran, karena itu kegunaan dari junction box ini adalah untuk mengeluarkan gas yang naik keatas
tadi. Junction box biasanya 15
ft (minimum) dari kepala sumur dan normalnya berada diantara 2 sampai 3 ft di
atas permukaan tanah. Fungsi dari junction
box antara lain :
a) Sebagai
ventilasi terhadap adanya gas yang mungkin bermigrasi kepermukaan melalui kabel
agar terbuang ke atmosfer.
b) Sebagai
terminal penyambungan kabel dari dalam sumur dengan kabel dari swichboard.
3)
Switchboard
Switchboard adalah panel
kontrol kerja di permukaan saat pompa bekerja yang dilengkapi dengan motor controller, overload dan underload protection serta alat pencatat (recording instrument) yang bisa
bekerja secara manual ataupun otomatis apabila terjadi penyimpangan. Switchboard ini dapat digunakan untuk
tegangan dari 440 volt sampai 4800 volt.
Fungsi
utama dari switchboard adalah :
a) Untuk
mengontrol kemungkinan terjadinya downhole
problem seperti: overload atau
underload current.
b) Auto restart setelah underload pada kondisi intermittent well.
c) Mendeteksi
unbalance voltage.
Pada
switchboard biasanya dilengkapi
dengan ammeter chart yang
berfungsi untuk mencatat arus motor versus waktu ketika motor bekerja
4) Transformer
Merupakan
alat untuk mengubah tegangan listrik, bisa untuk menaikan atau menurunkan
tegangan. Alat ini terdiri dari core (inti)
yang dikelilingi oleh coil dari
lilitan kawat tembaga. Keduanya, baik core
maupun coil direndam
dengan minyak trafo sebagai pendingin dan isolasi. Perubahan tegangan akan
sebanding dengan jumlah lilitan kawatnya. Biasanya tegangan input transformer
diberikan tinggi agar didapat ampere yang rendah pada jalur transmisi, sehingga
tidak dibutuhkan kabel (penghantar) yang besar. Tegangan input yang tinggi akan
diturunkan dengan menggunakan step-down
transformer sampai dengan tegangan yang dibutuhkan oleh motor.
transformer |
b.
Peralatan Di Bawah
Permukaan
Peralatan
di bawah permukaan dari electrical
submersible pump terdiri atas pressure
sensing instruments, electric
motor, protector, intake, pump unit dan electric
cable serta alat penunjang lainnya.
1) PSI Unit (Pressure Sensing Instruments)
PSI
atau Pressure Sensing Instrument adalah
suatu alat yang mencatat tekanan dan temperatur di dalam sumur. Secara umum PSI
Unit mempunyai 2 komponen pokok, yaitu :
a) PSI Down Hole Unit
Dipasang
dibawah Motor Type Upper atau Center Tandem,
karena alat ini dihubungkan pada Wye dari
Electric Motor yang seolah-olah
merupakan bagian dari Motor tersebut.
b) PSI Surface Readout
Merupakan
bagian dari sistem yang mengontrol kerja Down
Hole Unit serta menampakkan (display)
informasi yang diambil dari Down Hole
Unit.
2) Electric Motor
Jenis
motor electrical submersible pump adalah
motor listrik induksi dua kutub tiga fasa yang diisi dengan minyak pelumas
khusus yang mempunyai tahanan listrik (dielectric
strength) tinggi. Dipasang paling bawah dari rangkaian, dan motor
tersebut digerakkan oleh arus listrik yang dikirim melalui kabel dari
permukaan. Motor berfungsi untuk menggerakan pompa dengan mengubah tenaga
listrik menjadi tenaga mekanik. Fungsi dari minyak tersebut adalah :
•
Sebagai pelumas.
•
Sebagai tahanan
(isolasi).
•
Sebagai media
penghantar panas motor yang ditimbulkan oleh perputaran rotor ketika motor
tersebut sedang bekerja.
Jadi
minyak tersebut harus mempunyai spesifikasi tertentu yang biasanya sudah
ditentukan oleh pabrik, yaitu berwarna jernih, tidak mengandung bahan kimia, dielectric strength tinggi, lubricant dan tahan panas. Minyak
yang diisikan akan mengisi semua celah-celah yang ada dalam motor, yaitu antara
rotor dan stator. Motor berfungsi sebagai tenaga penggerak pompa (prime mover), yang mempunyai 2 (dua)
bagian pokok, yaitu :
•
Rotor (gulungan kabel halus yang berputar).
•
Stator (gulungan kabel halus yang stasioner
dan menempel pada badan motor).
Stator
menginduksi aliran listrik dan mengubah menjadi tenaga putaran pada rotor,
dengan berputarnya rotor maka poros (shaft)
yang berada ditengahnya akan ikut berputar, sehingga poros yang saling
berhubungan akan ikut berputar pula (poros pompa, intake, dan protector).
3)
Protector
Protector (Reda) sering juga disebut dengan Seal Section (Centrilift) atau Equalizer
(ODI). Secara prinsip protector
mempunyai 4 (empat) fungsi utama, yaitu :
•
Untuk melindungi tekanan dalam motor dan
tekanan di annulus.
•
Menyekat masuknya fluida sumur kedalam motor.
•
Tempat duduknya thrust bearing (yang mempunyai bantalan axial dari jenis marine type) untuk merendam gaya
axial yang ditimbulkan oleh pompa.
•
Memberikan ruang untuk pengembangan dan
penyusutan minyak motor sebagai akibat dari perubahan temperatur dari motor
pada saat bekerja dan saat dimatikan.
Secara
umum protektor mempunyai 2 (dua) macam tipe, yaitu :
•
Positive
Seal atau Modular Type Protector.
•
Labyrinth
Type Protector.
Untuk
sumur-sumur miring dengan temperatur > 300°F disarankan menggunakan
protektor dari jenis positive seal atau
modular type protector.
Motor
4)
Intake
Intake dipasang dibawah pompa
dengan cara menyambungkan sumbunya (shaft)
memakai coupling. Intake merupakan saluran masuknya
fluida dari dasar sumur ke pompa menuju permukaan. Untuk jenis-jenis tertentu, intake ada yang dipasang menjadi satu
dengan housing pompa (intregrated), tetapi ada juga yang
berdiri sendiri. Ada beberapa jenis intake
yang sering dipakai, yaitu : Standard
Intake, dipakai untuk sumur dengan GLR rendah. Jumlah gas yang masuk
pada intake harus kurang dari
10% sampai dengan 15% dari total volume fluida. Intake mempunyai lubang untuk masuknya fluida ke pompa, dan
dibagian luar dipasang selubung (screen)
yang gunanya untuk menyaring partikel masuk ke intake sebelum masuk kedalam pompa. Rotary Gas Separator dapat memisahkan gas sampai dengan 90%, dan
biasanya dipasang untuk sumur-sumur dengan GLR tinggi. Gas Separator jenis ini
tidak direkomendasi untuk dipasang pada sumur-sumur yang abrasive. Static Gas Separator atau sering disebut reverse gas separator, yang dipakai untuk memisahkan gas hingga
20% dari fluidanya.
5) Pump Unit
Unit
pompa merupakan Multistages
Centrifugal Pump, yang terdiri dari : impeller, diffuser, shaft (tangkai) dan housing (rumah pompa). Di dalam housing pompa terdapat sejumlah stage, dimana tiap stage terdiri dari satu impeller dan
satu diffuser. Jumlah stage yang
dipasang pada setiap pompa akan dikorelasi langsung dengan Head Capacity dari pompa tersebut.
Dalam pemasangannya bisa menggunakan lebih dari satu (tandem) tergantung dari Head Capacity yang dibutuhkan untuk
menaikkan fluida dari lubang sumur ke permukaan. Impeller merupakan bagian yang
bergerak, sedangkan diffuser adalah bagian yang diam. Seluruh stage disusun secara vertikal, dimana
masing-masing stage dipasang
tegak lurus pada poros pompa yang berputar pada housing. Prinsip kerja pompa ini adalah fluida yang masuk
kedalam pompa melalui intake akan
diterima oleh stage paling
bawah dari pompa, impeller akan mendorongnya masuk, sebagai akibat proses centrifugal maka fluida tersebut akan
terlempar keluar dan diterima oleh diffuser. Oleh diffuser, tenaga kinetis (velocity) fluida akan diubah menjadi
tenaga potensial (tekanan) dan diarahkan ke stage selanjutnya. Pada proses tersebut fluida memiliki energi
yang semakin besar dibandingkan pada saat masuknya. Kejadian tersebut terjadi
terus-menerus sehingga tekanan head pompa
berbanding linier dengan jumlah stages,
artinya semakin banyak stage yang
dipasangkan, maka semakin besar kemampuan pompa untuk mengangkat fluida.
6)
Electric Cable
Kabel
yang dipakai adalah jenis tiga konduktor. Fungsi utama dari kabel tersebut
adalah sebagai media penghantar arus listrik dari switchboard sampai ke motor di dalam sumur. Kabel harus tahan
terhadap tegangan tinggi, temperatur, tekanan migrasi gas dan tahan terhadap
resapan cairan dari sumur. Untuk itu maka kabel harus mempunyai isolasi dan
sarung yang baik. Bagian dari kabel biasanya terdiri dari :
a. Konduktor
(conductor)
b. Isolasi
(insulation)
c. Sarung
(sheath)
d. Jaket
(jacket)
Ada
dua jenis kabel yang biasa dipakai yaitu : round dan flat cable.
Pada jenis round cable di
bagian luar sarungnya dibungkus lagi dengan karet (rubber jacket). Biasanya kabel jenis round ini memiliki ketahanan yang lebih lama daripada jenis flat cable, tetapi memerlukan ruang
penempatan yang lebih besar. Secara umum ada dua jenis kabel yang biasa dipakai
di lapangan, yaitu :
a) Untuk
low temperature, disarankan
untuk pemasangan pada sumur-sumur dengan maximum 200°F.
b) Pada
high temperature, kabel
disarankan untuk pemasangan pada sumur-sumur dengan temperatur yang cukup
tinggi sampai mencapai mencapai 400°F. Untuk sumur bersuhu tinggi (lebih 250°F)
perlu dipasang epoxy untuk melindungi kabel, O-ring dan seal.
Kabel yang digunakan di bawah permukaan
7)
Check Valve
Check valve biasanya
dipasang pada tubing (2 – 3 joint)
di atas pompa. Bertujuan untuk menjaga fluida tetap berada di atas pompa. Jika check valve tidak dipasang maka
kebocoran fluida dari tubing (kehilangan fluida) akan melalui pompa yang dapat
menyebabkan aliran balik dari fluida yang naik ke atas, sebab aliran balik (back flow) tersebut membuat putaran
impeller berbalik arah, dan dapat menyebabkan motor terbakar atau rusak. Jadi
umumnya check valve digunakan
agar tubing tetap terisi penuh dengan fluida sewaktu pompa mati dan mencegah
supaya fluida tidak turun ke bawah. 8. Bleeder
Valve Bleeder valve dipasang satu joint
di atas check valve,
mempunyai fungsi mencegah minyak keluar pada saat tubing dicabut. Fluida akan
keluar melalui bleeder valve.
9. Centralizer Berfungsi untuk
menjaga kedudukan pompa agar tidak bergeser atau selalu ditengah-tengah pada
saat pompa beroperasi, sehingga kerusakan kabel karena gesekan dapat dicegah.
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical